Selasa, 19 Oktober 2010

Sekilas Tentang Wiswakarman Production

Pekerjaan Besar hanya akan dilakukan oleh orang-orang besar

“Wiswakarman Production” adalah salah satu organisasi mahasiswa di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang didirikan oleh  Sahid Teguh Widodo, S. S, M. Hum, Ph. D pada 19 November 1989.
Nama Wiswakarman diambil dari bahasa Sanskerta, yaitu nama Dewa Arsitektur Hindu bernama Batara Wiswakarman. Secara etimologi, kata WISWAKARMAN terdiri dari dua kata yaitu WISWA dan KARMAN.  WISWA berarti ”segala arah/hangabehi”, dan KARMAN berarti ”perbuatan/aktivitas.
Wiswakarman Production bergerak dibidang pengembangan dan pelestarian kesenian atau tradisi Nusantara, baik sebagai pelaku seni, peneliti, maupun sebagai kritikus seni budaya.
Sepak terjang Wiswakarman selama ±21 tahun, dan telah mengalami beberapa kali estafet kepengurusan telah mampu mencetak pribadi-pribadi tangguh yang mampu bekerja dalam segala situasi baik di lapangan maupun administrasi, dan telah teruji diberbagai event Nasional.

SUSUNAN ACARA


18 November 2010
No.
Waktu
Acara
Deskripsi
1.
09.30-10.00
Upacara Pembukaan         Traditional Performing Art on Campus
Rektorat UNS, Dekanat FSSR, MC
2.
10.00–12.00
Kuda Lumping
“Ki Ageng Glego”
3.
12.00-13.30
Istirahat + TM panitia
MC (Door prize)
4.
13.30-14.30
Teatrikal
” Pembangunan
Candi Borobudur ”
Teater Thoekoel
5.
14.30-15.30
Etnik Musik
Etnik Kalimantan
6.
15.30-16.30
Lelang Karya
Seni Rupa FSSR UNS
7.
16.30-17.30
Keroncong
OPM (Orkes Plasu Minimal)
8.
18.30-19.00
Tari Klasik
Metta Budaya Senior
9.
19.00-20.00
Etnik Kontemporer
Himpunan S2 ISI
10.
20.00-20.20
1 Babak Memori Arga Budaya 2008 :
 ” The Last
Scene of Gita
Cinta ”
Komunitas Sastra Rupa feat Karawitan Mudha Pinilih
11.
20.30-22.00
Pementasan Ketoprak Mahasiswan :
” Aji Caka ”
KKTT Wiswakarman feat Karawitan Puspa Laras



19 November 2010
No.
Waktu
Acara
Deskripsi
1.
08.00-09.00
Pembukaan hari ke2
MC
2.
09.00-14.00
Penampilan Seni Patung, Seni Lukis, Seni Batik & Sastra Jawa, Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Sastra Cina, Sastra Arab
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Umum
3.
11.30-13.00
Istirahat
MC (Door Prize)
4.
13.30-14.30
Etnik Perkusi
Cycle
5.
14.30-16.30
Musik Jazz
Fresh Tomato
6.
16.30-17.30
Dolanan Bocah
Metta Budaya Junior
7.
17.30-19.15
Istirahat
MC (Door Prize)
8.
19.30-21.00
Jathilan
Turangga Seta
9.
21.00-21.15
Closing Ceremony
Kabid humas & Kerjasama FSSR UNS
10.
21.15-22.45
Pakeliran Padat
 “ JAS MERAH ”
Amurwa Loka feat Karawitan Puspa Laras

KESEKRETARIATAN

Kesekretariatan

Kesekretariatan TPAC berpusat di:
1.     Gedung III lantai 1 Fakultas Sastra dan Seni Rupa, UNS Surakarta
2.    Open Stage Arga Budaya, UNS
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta
Phone                    : 0271 919 5214
e-mile                    : tpac.wiswakarman@gmail.com
facebook              : tpac.wiswakarman@gmail.com
blog                       : http://tpacwiswa.blogspot.com

Contact Person:
  • Arif Hartarta, S. S              : 085 725 111 489
  • Astiti Andayani                     : 085 642 288 214
  • Panca Dharmastya                : 085 736 577 365
  • Yohanes Rian                         : 085 725 614 344
TARGET DAN PESERTA KEGIATAN

            Rangkaian kegiatan TPAC melibatkan pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengembangan budaya lokal. Adapun sasaran peserta TPAC adalah:
  1. Mahasiswa
  2. Pelajar
  3. Seniman/Praktisi Seni Budaya dan
  4. Kelompok masyarakat yang memiliki ketertarikan seni dan budaya

PENYELENGGARA

Traditional Performing on Campus diselenggarakan oleh Wiswakarman Production, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

WAKTU DAN TEMPAT

Tanggal pelaksanaan :
  • 18 – 19 November 2010

Tempat penyelenggaraan :
  • Open Stage Arga Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
Merupakan panggung terbuka dengan latar belakang alam perbukitan hijau. Panggung terbuka Arga Budaya terletak persis di sebelah timur gedung Rektorat Universitas Sebelas Maret Surakarta.




Deskripsi Lokasi:
·         Panggung utama                    : 15m x 10m
·         Pendhapa kembar                 : Barat   (L. Keseluruhan) 10m x 10m
(L. bangunan pendhapa) 5,5m x     5m
            Timur    (L. Keseluruhan) 10m x 10m
                       (L. bangunan pendhapa) 5,5m x 5m
·         Tribun penonton                    : 45m x 10m
·         Pelataran panggung              : 35m x 10m
·         Kapasitas tribun                   : ±500 0rang
·         Bangunan sound dan lighting : 7,5m x 3m
·         Kamar mandi depan              : 4 buah
            @ 1m x 1m
·         Ruang bawah tribun             :
Ø  2 ruang reseptionis   : @1m x 1m
Ø  2 ruang pers              : 5,5m x 4m
·         Ruang belakang panggung    :
Ø  Ruang (A,B,C,E,G,H,I,K)       : @4m x 4m
Ø  Ruang D                                  : 5m x  4m
Keterangan :
Ruang A : kamar mandi sayap barat          1 buah
Ruang H : kamar mandi tengah                  2 buah
Ruang K : kamar mandi sayap timur           2 buah
Ruang B, C, E, G, I, D                       : ruang translit

TANGGAL PELAKSANAAN ACARA

TPAC DISELENGARAKAN PADA TANGGAL 18-19 NOVEMBER 2010
oN OPEN STAGE ARGABUDAYA

Rabu, 29 September 2010

10. Pakeliran padat dengan judul “Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah)”.

Karya seni atau karya sastra merupakan artefak yang sesungguhnya mati. Ia hidup ketika diberi makna. Hasil kebudayaan baik itu karya seni atau karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. karya-karya ini merupakan pengkristalan dari perenungan panjang. Kondisi pakeliran dewasa ini kemungkinan besar telah dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan seni pertunjukan wayang di masa lampau. Khususnya di Jawa, kondisi pakeliran itu bila direntang dapat dijabarkan secara memanjang seperti yang di bawah ini. 1. Terjadinya kebekuan kreativitas dalam jagat pewayangan pada dekade 50-an, disebabkan oleh kesalahtafsiran sejumlah seniman pedalangan terhadap kedudukan pakem. Pakem, yang sebenarnya hanya sekedar panduan awal bagi dalang pemula, sering disikapi sebagai sesuatu yang mutlak untuk dilakukan oleh semua dalang. Ketakutan untuk mengadakan perubahan demikian itu disebabkan oleh sisa-sisa pengaruh atau wibawa keraton yang sangat kuat di masa lampau terhadap perikehidupan pakeliran. Keraton, sebagai penyangga utama pakem, menghendaki agar nilai-nilai adiluhung yang terkandung di dalam pertunjukan wayang tidak terkikis oleh perubahan zaman, minimal telah memiliki satu panduan yang dapat dijadkan acuan bagi para dalang pemula.Pakem ini oleh sementara kalangan kemudian dianggap suatu undang-undang atau peraturan yang seakan-akan tidak boleh dirubah sedikit pun. 2. Akibat situasi politik serta ekonomi yang tidak mendukung, pada masa akhir zaman Orde Lama dan awal Orde Baru, dunia pedalangan nyaris berhenti, kecuali di beberapa daerah pedesaan yang masih memerlukan pakeliran sebagai salah satu kegiatan komunitasnya; misalnya ruwatan, bersih desa dan/atau ruwahan.
Pakeliran Padat merupakan strategi baru dunia pedalangan dalam menarik minat penonton. Durasi waktu pertunjukan wayang yang semula semalam suntuk dikemas menjadi satu sampai dua jam saja, tanpa mengurangi isi, nilai, dan makna ceritera yang dibawakan.

JATHILAN


Jathilan merupakan kesenian yang menyatukan antara untur gerakan tari dengan magis. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang atau jaran dor ini dapat dijumpai di desa-desa di Jawa. Kesenian ini merupakan tradisi lima gunung. Pagelaran ini dimulai dengan tari-tarian. Kemudian para penari bak kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Di saat para penari bergerak mengikuti irama musik dari jenis alat musik jenis alat gamelan seperti saron, kendang, dan gong ini, terdapat pemain lain yang mengawasi dengan memegang pecut atau cemeti.
Pemain yang bertugas mengawasi itu adalah yang terpenting dalam jathilan ini. Dia adalah dukunnya dan dia "mengendalikan" roh halus yang merasuki para penari. Para penari pada umumnya menggunakan kuda kepang, yaitu anyaman bambu yang dibentuk, didesign menyerupai badan kuda. Para penari ini juga melakukan atraksi-atraksi berbahaya yang tak dapat dinalar oleh akal sehat. Diantaranya adalah mereka dapat dengan mudah memakan benda-benda tajam sperti silet, pecahan kaca, atau bahkan lampu tanpa terluka atau merasakan sakit. Dan ketika mereka di lecuti dengan cambuk atau cemeti pun, tubuh mereka tidak memar atau tergores.

Traditional Dolanan Bocah

Permainan anak tradisional yang dimiliki oleh anak – anak Nusantara memang banyak sekali ragamnya. permainan yang berkaitan dengan ketangkasan , kesabaran , emosional, ketrampilan, kecermatan dan kecerdasan otak. Permainan anak memiliki kekhasan tersendiri di setiap daerah. Inilah sebagian permainan tradisional yang populer pada masa itu yang ada di nusantara. Di bawah ini hanya sebagian kecil dari permainan anak yang di miliki negeri ini dan permainan anak ini hampir di setiap daerah mempunyai nama yang berbeda.Karena permainan tradisional umumnya dilakukan berkelompok, maka permainan ini otomatis mengajarkan kebersamaan, seperti dalam gobak sodor, engklek ataupun lompata tali. Ada juga permainan tradisional yang bisa dimainkan secara indi vidu selain bersama teman-teman, seperti yoyo, layang-layang, dan ketapel. Selain itu, permainan tradisional juga mengajarkan sportivitas dan aturan main yang disepakati bersama. Dengan gerakan-gerakan seperti berlari, berkelit, melompat, atau menaikturunkan tangan, fisik anak pun dilatih secara aktif. Jadi, dengan bermain permainan tradisional anak bisa mengasah kemampuan motorik, baik kasar maupun halus, serta gerak refleksnya. Uniknya lagi, permainan tradisional Indonesia mempunyai waktu main tertentu, ada yang hanya bisa dilakukan di sore hari, siang hari, atau malam hari. Contoh, permainan Gatok dari Aceh yang menggunakan biji pinang dan tangan sebagai pelenting buah pinang, akan seru jika dilakukan di sore hari. Sementara permainan Nsya Asya/Tok Asya dari Papua, atau balapan menggelindingkan rotan yang dibentuk seperti ban, biasanya dilakukan pagi hari. Satu lagi, permainan oray-orayan dari Jawa Barat paling seru jika dimainkan kala terang bulan Permainan anak tardisional diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Hal ini menunjukkan bahwa permainan tersebut mengandung makna edukatif yang mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang terkonversi dan terkodifikasi dari nilai-nilai moral etika yang dianut oleh masyarakatnya.

Dapat juga dikatakan befungsi untuk mempertaankan nilai-nilai dengan cara memasukkan makna dalam berbagai sifat, bentuk, dan jenis permainan.Terobosan-terobosan yang dapat dilakukan secara nyata dapat dilakukan melalui pertama memasukkan dalam kurikulum sekolah dasar sebagai pembentuk jiwa anak. Anak cenderung lebih mudah memahami sesuatu yang diajarkan melalui media permainan, daripada hanya mendengarkan guru ceramah dan siswa disuruh mencatat.Kedua, para pakar dan ahli budaya menciptakan bentuk kreasi baru dari permainan tradisional sehingga tidak dikatakan sebagai ketinggalan zaman, pakar seni yang mampu menciptakan kreasi baru baik dalam bentuk dolanan maupun tembang dolanan anak dalam kemasan baru dan bernuansa kekinian, tetapi tetap memperhatikan keaslian dari permainan anak tradisional tersebut.Ketiga, peran serta masyarakat dalam upaya sosialisasi kampanye kembali pada budaya sendiri, karena kajian-kajian mapun penelitian-penelitian tentang permainan anak tradisional tidk akan bermanfaat tanpa dipraktekkan dan didukung oleh masyarakat.

MUSIK ETNIK


Tradisi adalah gugusan nilai-nilai budaya yang mapan dalam kurun waktu bergenerasi. Kontemporer adalah nilai-nilai budaya baru yang sedang mencari sosok kemapanan. Namun pada waktu menjabarkan pemahaman itu kita segera dihadapkan pada kenyataan bahwa “tradisi” dan “kontemporer” ternyata bukanlah dua konsep yang berhadapan secara dikotomis, melainkan berkesinambungan dan mengandung berbagai kemungkinan perpaduan unsur antar keduanya.
Negara kita memiliki jenis alat music etnik yang tak terhitung jumlahnya. Di Jawa kita mengenal seperangkat alat music gamelan yang terdiri dari nada slendro dan pelog. Alat music etnik bersifat fleksibel untuk mengiringi hampir semua bentuk pertunjukan.