Rabu, 29 September 2010

PERFORMANCE SASTRA

Performance sastra dalam kegiatan TPAC ini akan melibatkan penyajian karya-karya sastra Jawa, seperti macapat dan geguritan. Melibatkann pula penyajian sastra Indonesia, seperti puisi. Juga melibatkan penyajian karya sastra Barat, sastra China, dan sastra Arab. Karya sastra sudah diciptakan orang jauh sebelum orang memikirkan apa hakekat sastra dan apa nilai dan makna sastra. Karya sastra berbeda dengan karangan-karangan yang lain. Ia berbeda dengan buku-buku sejarah, walaupun kadang-kadang di dalam karya sastra terkandung pula kebenaran-kebenaran yang bersifat sejarah. Ia tidak sama dengan buku matematika, walaupun kadang-kadang di dalamnya terdapat pemikiran-pemikiran yang logis. Ia juga tidak sama dengan buku-buku ilmu bumi, walaupun tidak jarang karya sastra yang mengambil lokasi daerah atau kota-kota yang dapat dijumpai di dalam peta. Karya sastra tidak dapat pula disamakan dengan buku-buku pelajaran agama, meskipun banyak karya sastra yang menampilkan nilai-nilai pendidikan moral yang berkualitas keagamaan. Karya sastra adalah filsafat. Karya sastra memiliki dunia sendiri. Ia merupakan pangejawantahan kehidupan hasil pengamatan sastrawan atas kehidupan sekitar dan dirinya sendiri. Seorang kreator memiliki kepekaan menangkap gejala sekitar. Sang kawi, mpu, pujangga, penyair/sastrawan yang dalam perkembangannya dijuluki pula novelis,cerpenis memiliki tugas menangkap suara (jeritan, ratapan, kebahagiaan) alam dan alam sekitarnya. Sastrawan ibarat lautan yang bersifat kamot lan momot secara harfiah berarti mampu ‘menampung’. Selain  dengan banyak belajar (empiris; membaca, melihat, mengamati), seorang sastrawan seyogyanya selalu mengolah kepekaan intuisi (rasa) dengan tujuan agar lebih tanggap dan peka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar